Kehadiran Saint Seiya: Legend of Sanctuary menjadi kegembiraan tersendiri bagi para pecinta manga dan anime. Terutama di Indonesia, film ini hadir melalui layar Blitzmegaplex. Namun bagi yang berharap Saint Seiya: Legend of Sanctuary memiliki benang merah dengan versi anime atau manga karangan Masami Kurumada itu, harus bersiap-siap kecewa.
Pasalnya, film yang digarap dalam animasi CG 3D ini, memiliki banyak sekali perbedaan dengan versi anime. Ini menjadi yang kesekian kalinya Saint Seiya memiliki kisah baru, mengingat alur serial animenya sendiri sangatlah berbeda dengan kisah dalam manga.
Dalam Saint Seiya Legend of Sanctuary, filmnya berfokus pada Saori Kido yang diyakini sebagai reinkarnasi Dewi Athena. Saori yang hidup sebagai pelajar sekolah berusia 16 tahun, harus menerima kenyataan bahwa nyawanya tengah diincar karena dituduh sebagai Athena palsu oleh para Saint Emas. Saori sendiri bisa hidup karena dilindungi oleh Gold Saint Sagittarius Aiolos yang mengorbankan hidupnya.
Saat nyawa Saori terancam oleh Saint suruhan Sanctuary, muncullah empat Saint Perunggu yang melindunginya. Mereka adalah Pegasus Seiya, Dragon Shiryu, Andromeda Shun, serta Cygnus Hyoga. Setelah mereka bertemu untuk pertama kalinya, Saint Emas Leo Aiolia pun merebut jubah Sagittarius hingga membawa Saori dan kawan-kawannya bertandang ke Sanctuary.
Saat nyawa Saori terancam oleh Saint suruhan Sanctuary, muncullah empat Saint Perunggu yang melindunginya. Mereka adalah Pegasus Seiya, Dragon Shiryu, Andromeda Shun, serta Cygnus Hyoga. Setelah mereka bertemu untuk pertama kalinya, Saint Emas Leo Aiolia pun merebut jubah Sagittarius hingga membawa Saori dan kawan-kawannya bertandang ke Sanctuary.
Sanctuary sendiri merupakan tempat bernaungnya para Saint Emas beserta pimpinan yang dijuluki Paus, serta Athena palsu yang mengincar nyawa Saori. Sementara itu, para Saint Perunggu mendapat bantuan dari salah satu anggota bernama Ikki Phoenix, kakak dari Shun.
Saori, Seiya, dan kawan-kawan akhirnya tiba di Sanctuary hingga berhadapan dengan para Saint Emas yang jauh lebih kuat. Mereka pun bertempur demi mencari tahu siapa dalang di balik pihak yang tengah mengincar nyawa Saori. Beruntung, rentetan kejadian luar biasa membuat Saori diakui sebagai Athena asli.
Melirik kembali kualitas filmnya, animasi yang disajikan dalam Saint Seiya: Legend of Sanctuary tidaklah terlalu mengecewakan meski beberapa bagian terlihat seperti potongan adegan di sebuah video game. Namun, masih ada beberapa hal yang mungkin dianggap para pecinta film sejati terlalu ringan dan kurang berkesan.
Di sini juga banyak bumbu humor yang dirasa kurang kuat ketimbang film laga fiksi buatan Hollywood lainnya seperti Guardians of the Galaxy maupun film animasi CG 3D seperti Big Hero 6. Bahkan, drama maupun perkembangan alur Saint Seiya: Legend of Sanctuary kurang begitu memukau. Sehingga dalam beberapa hal, emosi yang disajikan kurang hidup bahkan memunculkan sekelumit pertanyaan di benak penonton.
Bagi para penggemar film Jepang yang baru-baru ini menyaksikan dua sekuel Rurouni Kenshin, kemungkinan juga bakal merasa kurang puas jika sebelumnya sangat menantikan film ini. Meskipun begitu, ada beberapa perbedaan menarik yang dirasa layak untuk ditonton oleh fans anime dan manga, terutama Saint Seiya.
Lantas, apa saja perbedaan yang cukup kentara dari film ini ketimbang versi anime?
1. Kostum Tempur Seiya dan Kawan-kawan
Menilik versi anime, jubah masing-masing karakter ada di dalam sebuah kotak serupa tas yang digotong di punggungnya. Dalam film ini, kotak jubah tersebut disimpan dalam dimensi lain dan baru muncul setelah kalung Seiya dan yang lainnya dilemparkan. Bahkan, kostumnya pun bisa menutupi wajah hingga mirip sesosok ninja. Sehingga kostum tempur film ini bisa dianggap sebagai perpaduan antara kostum lama dan kostum baru dalam cerita anime.
2. Latar Belakang Kehidupan Saint Perunggu
Jika di dalam anime kita melihat kisahnya berfokus pada Seiya yang berlatih di Yunani dan bertanding hingga memenangkan Jubah Pegasus, maka di sini ia langsung ditunjuk oleh kakek Saori agar di kemudian hari bisa memiliki kostum tersebut. Bahkan, lima karakter Saint Perunggu sisanya seperti Unicorn Jabu dan kawan-kawan tidak ditampilkan sama sekali. Turnamen 10 Saint beserta watak antagonis Ikki Phoenix yang ada di awal kisah anime pun ditiadakan.
3. Pandangan Para Saint Emas
Dalam anime, 12 Saint Emas seolah terbuka matanya setelah melihat kegigihan Seiya dan kawan-kawan, dan loyalitas terhadap Athena sadar dari diri masing-masing tokoh. Namun dalam film ini, mereka semua tersadar setelah melihat sendiri kekuatan Saori yang ikut berkunjung ke Sanctuary. Bahkan, nasib beberapa karakter pun dibuat cukup realistis ketimbang dalam anime.
4. Sanctuary
Sanctuary menjadi salah satu simbol sekaligus daya tarik tersendiri bagi para penggemar anime Saint Seiya dikarenakan lokasinya yang dianggap unik. Namun dalam film ini, kita melihat suasana Sanctuary mirip seperti dunia dalam beberapa video game fantasi berjenis RPG. Bahkan, ada juga kemiripan dengan dunia Asgard di film-film Thor.
5. Tidak ada bencana di Bumi
Kalau di awal anime kita menyaksikan bumi dilanda bencana raksasa, maka dalam film ini bumi masih terhitung damai. Sementara itu, bencana justru diperlihatkan di Sanctuary, namun tidak sedahsyat yang ditampilkan di dalam anime.
6. Absennya Karakter yang Punya Daya Tarik
Poin ini bisa jadi membuat film Saint Seiya: Legend of Sanctuary terasa hambar. Sangat disayangkan memang, beberapa karakter yang telah memberi warna tersendiri di anime Saint Seiya malah absen. Sebut saja Cassios selaku rival awal Seiya, Marin selaku guru Seiya, hingga Shaina selaku Saint wanita yang menyukai Seiya.
Karakter lain yang absen adalah Shunrei selaku kekasih Shiryu, Kiki selaku anak yang menjadi penerus Saint Emas Aries, hingga ibu serta guru Hyoga pun absen. Bahkan, Saint Emas Libra yang menjadi guru Shiryu pun tidak dihadirkan. Padahal, karakter tersebut telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemar berat Saint Seiya.
#SaintSeiyaOnlineIndonesia #Manga #Anime #Film #SaintSeiyaOnline #SaintSeiyaIndonesia #GameOnline #MMORPG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar